Assalamu'alaikum.wr.wb
Selamat siang sahabat...Semoga langkah dan tingkah kita selalu dalam lindungan dan Ridho Alloh SWT..Aamiin
Sekilas kita mengupas tentang Biografi Kh.Juhaini Abbas pendiri pondok pesantren Al hasanah-cugentur-pasir wangi-garut, Seja Tabaruk mugia barokah wal manfaah ,mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan mohon untuk di koreksi.
KH. Juhaini Abbas (1940-1994)
Pendiri Pondok Pesantren Al Hasanah Garut
Beliau lahir tahun 1940 di Garut, lima bersaudara putra dari KH. junaidi. Baliau belajar agama mulai usia kecil (SD) kepada kaka ifarnya KH. Afandi setalah tamat SD pernah ikut sekolah ke SGB Muahammadiyah Garut tapi tidak selesai hanya samapai kelas satu. KH. Juhaini Abbas ( Cicih nama panggilannya) pindah ke pesantren Al - Huda Garut pimpinan pesantren KH. Sirojudin ( bapak dari KH. Ulumudin banani). Beliau belajar kurang lebih 10 tahun (1960-1970) langsung dididik oleh mama Sirojuddin tentang ilmu nahu, sharaf, Mantiq, Balaghoh, Fikih, hadit, Tafsir dan ilmu lainnya.
Selama di Al- Huda beliau termasuk santri yang tekun, santun, dan cerdas. Teman yang dekat diantaranya: KH Nuh Addawami ( ketua Syuriah NU Jawa Barat), KH. Nurodin ( ketua Yayasan Al- Muawanah Leles), KH. Holil ( suami dari Hj. Ika putri Mama Sirojuddin). Selama di Al- Huda beliau terpercaya membantu membingbing santri junior yang baru belajar, dan bahkan ada diskusi santri senior jika tidak selasa masalah maka beliau dan KH. Nuh Addawami menjadi hakim bahsul masailnya.
Beliau pernah ikut pesantren kilat kitab bukti Muslim di Pondok Pesantren Cilendek Tasik malaya (1968 M), bersamanya dengan santri al Huda yang lainnya, diantara KH. Saepudin, KH. ismail, Dan Mukhtar Gozali ( dari pondok pesantren Cikajang).
Kemudian pada tahun1970 pernah ikut khotam kitab fikih Ikna dan Fath Wahab kepada KH. muhammad Qudsi ( Ajengan Emu nama panggilan) di pesantren Suci Garut, teman santri yang ikut khotaman diantara KH. Ahmad Bahrum ( pimpinan pondok pesantren Bantargedang Tasikmalaya).
KH. Juhaini Melanjutkan belajar Balaghoh ke Sukabumi pesantren pasekon, dan kemudian ke pesantren Gentur Cianjur ( mama gentur) terkenal dengan karya kitabnya " Nastainu" makanya sepulang dari pondok KH Juhaini mendirikan pondok pesantren Al- Hasanah di kampung Cigentur ( tafaul dari nama pesantren Gentur). Ketika di pesantren Gentur berbarengan dengan KH. Ahmad Syahid ( pimpinan pondok Pesantren Al-Falah).
KH. Juhaini terus belajar Tauhid kepada Uwa Khoir Afandi di pondok pesantren Miftahul Huda, pada waktu belajar di Uwa Khoir termasuk diantara santri yang paling unggul bisa mengalahkan santri mukim. Konon kabarnya pernah ada ujian santri yang mendapatkan nilai 10 hanya KH. juhaini pada waktu itu, kemudian santri komplen ingin di ulangi lagi ujiannya. Kemudian ujian diulangi lagi dan KH. Juhaini menjawab hanya 9 dari soal 10, karena dalam hati malu dengan santri yang mukim.
Setelah selesai belajar kilat ( pasaran)selama satu bulan, beliau unjukan ( pamitan: Sunda), Uwa Khoir pada waktu meminta KH. Juhaini untuk mukim di Pesantren Miftahul Huda dan akan dinikahhkan dengan putrinya. Beliau tidak langsung mensetujui tawar tersebut, tetapi minta pendapat dulu kepada kaka iparnya( KH. Afandi), setelah ke kampung menemui kakanya ternyata tidak diizinkan untuk mukim di Manonjaya karena sudah disiapkan calon istrinya putri Hj Rokayah dari KH. Mamun ( mama emon).
Kemudian beliau ke manonjaya lagi untuk mengundang Uwa pengajian di Garut, Uwa menolak jika balum punya pondok. Kemudian KH. Juhaini ke Garut lagi dan menceritakan tentang kesiapan Uwa Khoir. KH. Juhaini menceritakan kepada kakanya termasuk masyarakat Cigentur, Uwa bias angin pengajian sekaligus memukimkan Cicih jika sudah ada pondok, kemudian masyarakat dan tokoh Cigentur membangun Cikal bakal pesantren Al- Hasanah. Dan setelah beres bangunan madrasah dan pondok maka Uwa Khoir bisa datang ke Garut sekaligus memukimkan KH. Juhaini Abbas.
Beliau wafat pada usia 54 tahun, tahun 1994, ketika itu pondok pesantren Al - Hasanah santri putra dan putri berjumlah 400 santri. Diantara muridnya KH. Iip Syarif Hidayatulloh ( pimpinan pondok pesantren Darul Huda Cidurupan), dan santri lain dari luar Garut.
Semoga perjuangan beliau menjadi ladang amal di akhirat kelak, khusnul khotimah, beserta para kekasih Alloh, para nabi, par guru- guru.
Semoga keturunan beliau, biasa meneruskan perjuangan agama berbasis pesantren (tafaquh fiddin).
Alfatihah....
Wallahu a'lam
Pondok Pesantren Al -Hasanah
24112019
Ust.Aam Saepul Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar