Arju ila rohmatillah...
santri dhoif.
Terimakasih sudah mampir di gubuk yang sederhana ini, semoga menambah wawasan dan bermanfa'at.
Banyak pertanyaan di kalangan masyarakan tentang problematika tanda hitam yang ada di jidat atau kening, disini banyak perbedaan pendapat sehingga membingungkan orang awam apalagi yang baru belajar tentang ilmu islam.
kita hargai semua perbedaan pendapat, namun kita harus memilih dan mempunyai keyakinan yang akan kita pegang supaya tidak adanya keraguan dalam beribadah.
Allah Swt berfirman yang artinya: "tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29). Namun, yangdimaksud 'tanda' disini bukan tanda hitam di dahi seperti yang dijumpai saat ini, sebagaimana
riwayat berikut ini:
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ مَنْ أَنْتَ؟
قَالَ أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ: مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ
عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللهِ g وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ j فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا
مِنْ شَىْءٍ؟ (رواه البيهقي في السنن الكبرى رقم 3698)
“Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku (Ibnu Umar) telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)
Begitu pula:
عن حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ
بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ وَاللهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ
وَاللهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى
شَيْئًا (رواه البيهقي في السنن الكبرى رقم 3701)
“Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat keda-tangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).
Maksud dari ayat diatas diantaranya dijelaskan oleh Syaikh ash-Shawi:
{قوله سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ} اخْتُلِفَ فِي تِلْكَ السِّيْمَا فَقِيْلَ
اِنَّ مَوَاضِعَ سُجُوْدِهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُرَى كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَقِيْلَ هُوَ صَفْرَةُ
الْوُجُوْهِ مِنْ سَهْرِ اللَّيْلِ وَقِيْلَ الْخُشُوْعُ الَّذِي يَظْهَرُ عَلَى اْلاَعْضَاءِ حَتَّى يُتَرَاءَى
اَنَّهُمْ مَرْضَى لَيْسُوْا بِمَرْضَى وَلَيْسَ الْمُرَادُ بِهِ مَا يَصْنَعُهُ
بَعْضُالْجَهَلَةِ الْمُرَائِيْنَ مِنَ الْعَلاَمَةِ فِي الْجَبْهَةِ فَاِنَّهُ مِنْ فِعْلِ
الْخَوَارِجِ (حاشية الصاوي على الجلالين ج 4 ص 89)
“Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (al-Fath: 29). Para ulama berbeda pendapat mengenai makna ‘tanda-tanda’ tersebut. Ada yang mengatakan bahwa tempat sujud mereka di hari kiamat akan seperti rembulan di malam purnama. Ada yang mengatakan pucatnya wajah karena tidak tidur di malam hari karena ibadah. Ada yang mengatakan sebagai kekhusyukan yang ada pada anggota tubuh sehingga terlihat sakit, padahal mereka tidak sakit. Dan yang dimaksud ayat diatas bukanlah apa yang dibuat-buat sebagain orang bodoh yang suka pamir, yaitu tanda di jidat, sebab itu adalah perbuatan kelompok Khawarij” (Tafsir ash-Shawi 4/89
والله اعلم بالصواب
semoga bermanfaat...aamiin